Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Dimasa Pandemi COVID - 19
Oleh : Rohani Magadalena Sinaga, S.Pd
Penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19 pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, baik daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan).Konsep pembelajaran jarak jauh tentu tidak asing lagi bagi guru, siswa maupun orang tua. Pengajar dan siswa tidak berada dalam satu ruang yang sama saat proses belajar-mengajar berlangsung, penyampaian materi ajar dan proses pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan media komunikasi dan informasi, menekankan pada cara belajar mandiri, fleksibilitas dalam proses pembelajaran siswa belajarnya sendiri sesuai dengan ketersediaan waktu dan kesiapannya.
Pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan pendekatan substitusi dari pembelajaran tatap muka secara konvensional metode ini tidak terbilang baru karena sebelumnya telah ada elearning dalam proses pembelajaran. Hal yang membuat baru adalah pelajat dituntut untuk melakukan pembelajaran jarak jauh secara menyeluruh, baik dalam proses penerimaan materi, pengumpulan tugas, pengerjaan kuis hingga pelaksanaan praktikum.Beban belajar pada kondisi normal tanpa adanya pandemi covid-19 tergolong padat, dengan adanya pandemi ini menyebabkan pelajar harus melakukan adaptasi kembali dengan Pembelajaran Jarak Jauh.
Penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh tidak dapat dilepaskan dari penggunaan teknologi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran jarak jauh tidak terjadi kontak secara langsung antara pengajar dan siswa. Proses komunikasi antara keduanya dilakukan melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi. Walau demikian, pertemuan tatap muka tetap dapat dilakukan dengan frekuensi yang terbatas. Teknologi komunikasi dan informasi yang banyak digunakan dalam pendidikan jarak jauh adalah komputer dan internet.Pemanfaatan komputer dan internet memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengakses materi-materi ajar yang juga sudah dikemas dalam bentuk digital di mana pun dan kapan pun. Dengan menggunakan komputer dan internet juga, pengajar dan siswa dapat melakukan interaksi baik menggunakan aplikasi surat elektronik, video konferensi, atau forum diskusi dalam jaringan. Meski penggunaan berbagai teknologi digital dalam pembelajaran jarak jauh membuat batas-batas geografis seakan lenyap, namun proses komunikasi yang dimediasi oleh komputer dan internet memiliki keterbatasan dalam menangkap ekspresi dan gerakan dari pengajar dan siswa. Teknologi komunikasi pendukung lainnya yang digunakan untuk menunjang penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh antara lain buku elektronik, compact disc (CD) atau digital versatile disc (DVD) untuk rekaman audio dan video, perangkat pengolah informasi seperti tablet atau laptop. (Wikipedia, 26 Nopember 2020).
Dengan pembelajaran jarak jauh, pembelajaran dilakukan tanpa dibatasi oleh keharusan pengajar dan siswa untuk berada di ruang dan waktu yang sama, Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sebagai media pembelajaran menimbulkan biaya, materi ajar dan berbagai interaksi dalam bentuk tulisan yang dikemas secara digital memungkinkan siswa untuk dapat membacakembali berulang-ulang informasi yang tercatat di dalamnya.Namun dengan pembelajaran jarak jauh minimnya kontak langsung antara pengajar dan siswa memperlambat proses terbangunnya relasi sosial dan nilai-nilai yang menjadi tujuan dasar dari pendidikan.Rendahnya kontrol terhadap proses pembelajaran sebagai implikasi dari cara belajar mandiri yang menjadi titik berat dari pembelajaran jarak jauh.Ditambah lagi dengan jaringan internet yang tidak stabil, lingkungan tempat belajar yang tidak kondusif serta seringkali beban tugas bertambah dibandingkan dengan belajar tatap muka.Keterbatasan teknologi komunikasi dan informasi tidak dapat menggantikan sepenuhnya proses komunikasi dan interaksi secara langsung yang terjadi dalam pembelajaran.
Kondisi ini berdampak pada proses pembelajaran untuk sementera tidak lagi dilakukan secara tatap muka. Lantas apakah guru, orang tua dan siswa kebingungan? Wajar karena kondisi ini sangat berbeda dari keadaan normal.Sebagai pendidik apa yang dilakukan? Memilih mengingikuti sewajarnya karena suatu keharusan atau adaptif dengan mencari informasi dari berbagai perspektif? Sejatinya, pendidikan merupakan suatu proses dinamis dalam kondisi apapun, pengalaman belajar yang bermakna diperlukan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Lalu, apa saja tantangan yang dihadapi guru dalam melaksanakan PJJ? Selama pembelajaran jarak jauh banyak tantangan yang dihadapi guru seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk pembelajaran jarak jauh cukup sulit, dituntut untuk berpikir mengembangkan ide-ide kreatif dengan menggunakan media teknologi, kadang kehilangan ide dan bingung harus bagaimana lagi merancang pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh tidak dapat dilakukan secara efektif, karena tingkat perekonomian yang berbeda-beda. Ada siswa yang tidak mempunyai ponselsebagai sarana pembelajaran daring dan orang tua yang tidak mampu membelikan ponseluntuk belajar sihingga siswa tidak dapat mengikuti pelajaran dan tertinggal materi serta tugas belajar. Tidak mudah bekerja sama dengan orang tua siswa. Banyak yang tidak dapat memfasilitasi pembelajaran anak-anaknya karena harus bekerja. Mereka seperti kurang peduli dan menyerahkan pembelajaran jarak jauh sepenuhnya pada guru, padahal siswa perlu didampingi orang tua di rumah. Memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dalam jangka waktu tertentu agar dapat mengejar materi pembelajaran tetapi masih saja materi pembelajaran tidak selesai, ditambah banyak siswa yang malas-malasan dan tidak mengumpulkan tugas. Dalam keadaan pembelajaran jarak jauh kalau diberikan tes banyak siswa mengerjakan tidak jujur.
Gambaran-gambaran tantangan selama pembelajaran jarak jauh mungkin banyak guru mengalaminya. Namun demikian, tantangan pembelajaran jarak jauh ini bukanlah suatu hal yang harus dikeluhkan secara terus-menerus. Alangkah lebih baik apabila sebagai pendidik berusaha mencari solusi terbaik yang tidak membebani siswa, guru dan orang tua sehingga dapat memberikan pengalaman belajar jarak jauh yang bermakna.
Sebagai pendidik perlu mengingat kembali bahwa tujuan pendidikan berpusat pada siswa. Siswa mampu mengembangkan kompetensi sehingga mereka dapat menalar, menjadi pribadi mandiri yang mampu menghadapi ujian bermakna dan kelaksiap untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan. Pembelajaran jarak jauh membuat kita mengerti bahwa proses belajar tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh guru. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran jarak jauh yang bermakna. Bermakna dalam artian relevan secara konteks dan konten dengan kehidupan siswa. Lantas, bagaimana merancang pembelajaran jarak jauh yang dapat mengembangkan kompetensi siswa? Kunci memfasilitasi pembelajaran jarak jauh bermakna adalah dengan cara memanusiakan hubungan, memahami konsep, membangun keberlanjutan, memilih tantangan, dan memberdayakan konteks.
Memanusiakan hubungan bukan sekedar soal perasaan. Tidak pernah juga hanya soal pembelajaran dan pengalaman yang menyenangkan. Memanusiakanhubungan melibatkan pikiran dan tindakan, karena proses pertumbuhan dan perkembangan selalu berkaitan. Memanusiakan hubungan, menghasilkan pendidikan yang berkualitas, menantang, berkelanjutan, relevan karena sekolah bukan hanya untuk kehadiran dan bersenang-senang. Memanusiakan hubungan adalah prasyarat esensial dalam perubahan pendidikan. Sebagai landasan kebijakan, dipemerintah maupun kelembagaan sebagai modal pemahaman bagi guru dan siswa di lapangan. Keunikan dan kesiapan anak, kesepakatan dan keragaman kelompok, tantangan dan dan kesempatan dalam pendidikan. Memanusiakan hubungan seyogianya dipraktikkan oleh semua pemangku kepentingan pendidikan, karena yang ingin kita tumbuhkan adalah anak-anak yang melakukannya dalam setiap aspek kehidupan, sekarang dan dimasa depan.
Pemahaman konsep adalah salah satu aspek penilaian dalam pembelajaran. Penilaian pada aspek pemahaman konsep bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa menerima dan memahami konsep dasar yang telah diterima siswa dalam pembelajaran. Pemahaman konsep sangat penting karena dengan menguasai konsep akan memudahkan siswa dalam belajar. Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar. Dapat memahami konsep apabila mampu mengontruksi makna dari pesan-pesan yang timbul dalam pengajaran seperti komunikasi lisan, tulis atau grafik. Ketika dapat membangun hubungan antara pngetahuan baru yang diperoleh dan pengetahuan sebelumnya. Dapat menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut, mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, menerapkan konsep secara logis, memberikan contoh atau kontra.
Membangun keberlanjutan merupakan praktik pembelajaran yang memandu siswa mengalami rute pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui umpan balik dan berbagai praktik baik. Anjuran untuk membangun berkelanjutan yakni melakukan penjelasan terlebih dahulu kepada orang tua tentang tujuan dan proses belajar jarak jauh dan penggunaan aplikasi atau situs melalui video tutorial atau infografis, membuat panduan tugas yang rinci namun tidak mendikte, memperbanyak asesmen formatif untuk membantu siswa memahami kemampuan awalnya dan kebutuhan belajar berikutnya asesmen formatif bisa berupa pertanyaan yang dapat dijawab dengan gambar atau ekspresi siswa, memasitkan memberi umpan balikhindari memberi tugas tanpa umpan balik kepada orang tua, memastikan ada kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penilaian dari setiap tugas yang diberikan, melakukan refleksi berkala sebagai titik periksa kemajuan pengerjaan tugas da menyepakati waktunya, merancang tugas atau kegiatan belajar yang bisa mencakup 2 – 3 pelajaran. Berikan tugas yang terkait dengan lingkungan rumah dan terkait dengan persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Hindari memberikan ganjaran untuk keberhasilan siswa untuk mengerjakan tugas, hindari hanya memberikan tugas sebagai sumatif tanpa membuat asesmen formatif untuk membantu siswamemahami kemampuan awal dan kebutuhan belajar berikutnya.
Praktik pembelajaran yang memandu siswa menguasai keahlian melalui proses yang berjenjang dengan pilihan tantangan yang bermakna. Sediakan pilihan jam belajar, jam belajar perlu luwes menyesuaikan jam aktivitas orang tua. Mengkombinasikan aktivitas dengan diskusi atau bergerak, tidak hanya duduk dan menulis saja atau aktivitas bergerak saja. Menyediakan pilihan tugas, memperlihatkan beberapa aktivitas dari sumber berbeda, memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih tugas yang bisa dilakukannya kemudian menyepakati bersama orang tua. Hindari memberikan tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit bagi siswa, hindari memberikan tugas sesuai kurikulum tanpa mengaitkan dengan lingkungan kehidupan sekitar.
Memberdayakan konteks merupakan praktik pembelajaran yang memandu siswa melibatkan sumber daya dan kesempatan di komunitas sebagai sumber belajar sekaligus kesempatan berkontribusi terhadap perubahan. Menyediakan tugas yang membuat siswa bisa menerapkan kemampuannya pada konteks atau tugas sehari-hari di rumah. Satu kegiatan belajar bisa mencakup lebih dari 1 pelajaran tugas atau kegiatan belajar bisa mencakup 2-3 pelajaran. Bagi siswa yang tidak memiliki gawai, guru bisa membentuk kelompok siswa yang tinggalnya berdekatan untuk memudahkan guru dalam pengiriman tugas dan pengumpulan tugas melalui orang tua. Bila siswa yang tidak mempunyai gawai dan lokasinya jauh dari teman satu sekolah guru sebaiknya mendatangi rumah siswa tersebut untuk memberikan tugas, pengiriman dan pengumpulan tugas hendaknya tidak per hari, tapi per minggu atau 2 minggu. Menyediakan tugas yang membuat siswa dan orang tua merasa berkontribusi terhadap persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Ditengah situasi wabah Corona hindari memberi tugas yang mendorong siswa berinteraksi dengan banyak orang seperti keluar rumah untuk mencari atau membeli bahan perlengkapan tugas. Hindari memberi tugas hanya dari satu sumber atau buku teks semata. Hindari memberikan tugas yang sama untuk semua siswa tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi siswa yang berbeda di rumah atau wilayah.
Dampak negatif dan postif Pembelajaran Jarak Jauh
Akibat dari siswa harus menjalani metode pembelajaran jarak jauh ada enam dampak negatifnya. Berikut enam dampak negatif itu :
- Ancaman putus sekolah
Anak berisiko putus sekolah lantaran terpaksa bekerja demi membantu perekonomian keluarga.
- Penurunan capaian belajar
Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio ekonomi berbeda
- Tanpa sekolah
Anak berpotensi menjadi korban kekerasan rumah tangga yang tidak terdeteksi guru.
- Keterbatasan gawai dan kuota internet sebagai fasilitas penunjang belajar daring
- Anak berisiko kehilangan pembelajaran atau learning loss
Kegiatan belajar tatap muka di kelas menghasilkan pencapaian akademik lebih baik ketimbang Pembelajaran Jarak Jauh. - Anak kurang bersosialisasi.
Anak terbatas berinteraksi dengan teman sebayanya.
Dampak positif dari Pembelajaran Jarak Jauh sebagai berikut :
- Anak memiliki banyak waktu di rumah bersama keluarga.
- Metode belajar yang variatif.
Ketimbang anak hanya berada di dalam kelas, kini mereka lebih fleksibel belajar dari rumah.
- Anak peka dan beradaptasi dengan perubahan.
- Mau atau tidak, anak pasti harus mengeksplorasi teknologi.
- Sebagian anak merasa nyaman belajar dari rumah karena tak ada yang merisak. (Tempo.co, 1 Oktober 2020).
Belajar dari Pembelajaran Jarak Jauh
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang telah berlangsung selama pandemi Covid-19, telah mengakibatkan terjadinya kasus bunuh diri. Seperti siswa SMP di Tarakan yang diduga karena merasa berat menjalankan tugas-tugas selama PJJ. Penjelasan orang tua korban yang mengatakan, korban memiliki 11 tagihan tugas mata pelajaran saat menjalani PJJ. Menurut orang tua korban, siswa tersebut tidak mengerjakan tugas bukan karena malas.Namun,korban merasa kesulitan mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. Sementara itu, orang tua korban tidak bisa banyak membantu terkait pengerjaan tugas tersebut.Barangkali tujuan pihak sekolah hanya sekedar mengingatkan dan memberikan dorongan agar para siswanya mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugasnya yang tertumpuk. Namun, bagi remaja yang mengalami masalah ketidakmampuan mengerjakan tugas-tugas PJJ, memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan pikiran tentang bunuh diri.
Tidak adanya kasus bunuh diri siswa di daerah lain, bukan berarti sekolah atau daerah lain menjalani PJJ dengan baik-baik saja. Ada kemungkinan, fenomena seperti yang terjadi di Tarakan seperti gunung es dari pelaksanaan PJJ yang bermasalah dan kurang memperhatikan kondisi psikologis anak.Sekolah harus mengurangi beban psikologis siswa khususnya dalam hal pengumpulan tugas selama PJJ. Sekolah jangan sampai memaksa seorang siswa mengumpulkan tugas tanpa mengetahui kondisi dan kendala siswa tersebut.Sekolah harus melihat situasi siswa yang tidak mengumpulkan tugas. Sekolah harus memberikan bimbingan dan pembinaan psikologis kepada siswa yang bersangkutan.Untuk tugas yang sudah menumpuk dan terlanjur tidak dikerjakan dalam waktu yang lama, baiknya dimaafkan dan siswa diberi bimbingan konseling. Setelah mental siswa dibina dan disiapkan untuk mengerjakan tugas yang baru di waktu yang akan datang, itulah yang akan ditagih.Selain itu, guru bimbingan konseling juga harus diberdayakan untuk membantu siswa yang mengalami tekanan. Kesehatan mental siswa harus dijaga selama masa pandemi Covid-19 masih berlangsung. (Republika.co.id, 30 Oktober 2020).
Kapasitas guru menghadapi PJJ
Kapasitas guru menghadapi PJJ banyak yang belum siap dalam literasi digital. Kompetensi guru dalam penguasaan PJJ dan literasi digital sejak awal memang tidak dipersiapkan untuk menghadapi pandemi. Data Ikatan Guru Indonesia (IGI) mencatat 60% guru memiliki kemampuan buruk dalam penggunaan teknologi informasi saat mengajar. Guru masih membutuhkan pendampingan, pelatihan, dan pengarahan teknis untuk mempersiapkan diri agar dapat melaksanakan PJJ dengan lebih efektif, dan juga panduan untuk melaksanakan kurikulum atau materi pembelajaran yang adaptif sesuai konteks di masa pandemi. Peran guru juga perlu didefinisikan kembali, karena guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, sudah tidak lagi relevan ketika teknologi bisa menyediakan hal yang sama atau bahkan lebih baik. Guru haruslebih berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk berkembang dan memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. Walaupun sudah ada inisiatif dari para guru, tetapi guru tetap membutuhkan panduan penyederhanaan kurikulum yang fleksibel, akomodatif, praktis, dan aplikatif untuk PJJ yang menyenangkan dan berkualitas.
Peningkatan Kapasitas Guru dalam PJJ
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) telah meluncurkan program “Guru Belajar Seri Masa Pandemi Covid-19”.Program ini bertujuan untuk membantu guru dan tenaga kependidikan meningkatkan kualitas dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Harapannya, siswa bisa tetap mendapatkan pembelajaran yang bermakna meski berada di tengah pandemi Covid-19.
Para guru menghadapi berbagai tantangan dalam melaksanakan PJJ.Tantangan-tangan ini tentunya akan berdampak pada kualitas pembelajaran siswa. Siswa di Indonesia baik daerah tertinggal maupun non-tertinggal banyak belajar dengan mengerjakan tugas dari guru.
Pada program Guru Belajar, peserta akan mempelajari bagaimana merancang PJJ berbasis kurikulum yang disederhanakan serta cara mengelola PJJ yang interaktif dengan melibatkan siswa.Pelatihan daring ini juga bisa mengasah kemampuan teknologi guru, sehingga lebih nyaman saat melaksanakan PJJ. Begitu pula dengan peningkatan kemampuan guru dalam melakukan asesmen yang berdampak pada kualitas pembelajaran.Guru Belajar bisa membuat kita berorientasi kepada siswa dan memberikan layanan yang lebih baik bagi siswa kita semua.Adapun Guru Belajar terdiri dari berbagai tahap.Para guru terlebih dahulu akan mengikuti orientasi program di mana peserta akan mempelajari alur dan penggunaan learning management system Guru Belajar.Dilanjutkan dengan bimbingan teknis (bimtek) yang membahas konsep kunci PJJ. Kemudian, peserta mengikuti pendidikan dan latihan (diklat) di mana mereka akan ditantang merancang, melakukan dan merefleksikan PJJ.Tahap terakhir adalah pengimbasan. Motto pengimbasan seperti penggerak. Peserta akan mengajak dan mendampingi guru lain untuk mengikuti program Guru Belajar. Jadi tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga berbagi dengan guru yang lain.
Program Guru Belajar terbuka bagi guru yang telah memiliki akun SIMPKB (Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan). (Berita satu, 30 September 2020).
Peran orang tua dalam PJJ
Pembelajaran jarak jauh merupakan proses pendidikan yang terorganisasi yang menjembatani keterpisahan antara siswa dengan pendidik dan dimediasi oleh pemanfaatan teknologi, dan pertemuan tatap muka. Di dalam pembelajaran jarak jauh ini peran orang tua itu sendiri sangat penting dan diperlukan dimasa pandemi Covid-19 ini. Dukungan serta motivasi yang besar dari orang tua merupakan faktor terbesar dalam keberhasilan pembelajaran jarak jauh. Pada Pasal 26 UU Nomor 35/2014 mengenai Amanat Kewajiban Orang Tua yaitu Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
- Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak;
- Menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
- Mencegah terjadinya perkawinan pada usia Anak; dan
- Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada Anak.
Pada PJJ ini penting sekali adanya Learning society melalui sinergi orang tua dan sekolah. Dimana Prinsip Kebijakan Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19 itu adalah kesehatan dan keselamatan siswa, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh itu sendiri sebenarnya sudah ada sejak dulu namun sangat jarang apalagi untuk tingkat Sekolah Dasar. Tetapi karen kondisi pandemi Covid-19 ini maka PJJ menjadi sebuah pilihan bagi guru dan orang tua baik secara daring maupun secara luring yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing dan memerlukan kerja sama antara siswa, guru, orang tua maupun masyarakat untuk mendukung PJJ ini. Beberapa peran orang tua / wali siswa dalam pembelajaran daring di antaranya adalah :
- Menyepakati cara untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah;
- Mendiskusikan rencana pembelajaran yang inklusif bersama guru sesuai kondisi anak didik;
- Menyiapkan perangkat pembelajaran;
- Memastikan anak didik siap mengikuti pembelajaran;
- Menyiapkan waktu untuk mendukung proses pembelajaran daring;
- Mendorong anak agar aktif selama proses pembelajaran;
- Orang tua/wali memastikan anak mengisi lembar aktivitas sebagai bahan pemantauan belajar harian;
- Mengumpulkan foto lembar aktivitas dan penugasan setiap hari;
- Secara aktif berdiskusi dengan guru terkait tantangan dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran daring;
- Memastikan tempat dan fasilitas belajar nyaman.
Sedangkan untuk peran orang tua / wali siswa dalam pembelajaran luring dalam pertimbangannya perlu:
- Mengambil bahan ajar ke sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan atau dijadwalkan;
- Lembar pemantauan aktivitas harian dikumpulkan setiap akhir minggu sekaligus mengambil jadwal dan penugasan untuk minggu berikutnya.
Berdasarkan peran tersebut orang tua sangat penting bagi putra-putrinya untuk mendukung PJJ ini sukses. Orang tua berperan penting sebagai fasilitator, motivator serta pembimbing putra-putrinya saat belajar di rumah. Sehingga diharapkan anak-anak tetap belajar di rumah dengan pengawasan orang tua. (Guraru.org, 21 Oktober 2020).
Peran Aktif Masyarakat Dibutuhkan Bantu Kelancaran PJJ
Peran aktif masyarakat dalam menyukseskan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sangat dibutuhkan. Masyarakat bisa bersama-sama membantu para siswa yang mengalami kendala selama PJJ.Banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk berkontribusi membantu kelancaran PJJ. Misalnya, lewat donasi untuk membantu penyediaan WiFi gratis, bantuan ponsel pintar, hingga menjadi relawan mendampingi siswa selama belajar di rumah.PJJ masih jadi pilihan terbaik di tengah pandemi virus korona (covid-19) ketimbang dengan belajar tatap muka. PJJ diyakini bisa lebih melindungi para siswa, guru, dan keluarga siswa dari paparan wabah covid-19.
Pola PJJ punya tantangan berat, mulai dari keterbatasan kuota, kepemilikan ponsel pintar, ketidaksiapan orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah, hingga tidak meratanya akses internet di Tanah Air.Persoalan ini tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah. Sebab, pandemi memang memberikan dampak signifikan pada semua sektor.Sudah saatnya saling membantu, bergotong-royong, bergandengan tangan untuk menyelematkan para generasi muda yang mengalami kesulitan akses penddikan selama masa pandemik ini.Peran aktif masyarakat di masa pandemi ini sangat diperlukan, khususnya untuk menjaga kualitas pendidikan. Apabila dibiarkan, PJJ bisa menghasilkan kesenjangan antara siswa yang mempunyai akses belajar dengan baik dengan yang tidak bisa melakukan pembelajaran secara maksimal.Keterlibatan publik cukup penting karena memang kondisinya darurat sehingga semua pihak harus berperan aktif membantu proses pendidikan bagi siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan selama wabah korona. (Medcom.Id, 11 Agustus 2020)
Jadi dengan penyelenggaraan metode pengajaran PJJ dimana aktivitasnya dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar yang mengomunikasikan pembelajaran melalui media memerlukan dukungan pemerintah, guru, siswa dan orang tua serta masyarakat agar PJJ berjalan dengan sukses untuk meningkatkan pendidikan nasional.
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_jarak_jauh#Angka_partisipasi_perguruan_tinggiDiakses 26 Nopember 2020
https://metro.tempo.co/read/1391861/dampak-negatif-dan-positif-pembelajaran-jarak-jauh-selama-pandemi-covid-19/full&view=okDiakses 26 Nopember 2020
https://republika.co.id/berita/qj0per409/pjj-harus-dievaluasi-total-usai-kasus-bunuh-diri-siswa Diakses 26 Nopember 2020
https://www.beritasatu.com/jayanty-nada-shofa/nasional/682131/lewat-program-baru-kemendikbud-asah-kemampuan-guru-dalam-pjj Diakses 26 Nopember 2020
https://blogfikrianurhadytama.blogspot.com/2017/11/makalah-pembelajaran-jarak-jauh.htmlDiakses 27 Nopember 2020
https://guraru.org/guru-berbagi/bagaimana-peran-orang-tua-pada-saat-pjj/Diakses 27 Nopember 2020
https://today.line.me/id/v2/article/Peran+Aktif+Masyarakat+Dibutuhkan+Bantu+Kelancaran+PJJ-k85Me1Diakses 27 Nopember 2020